SEJARAH PESANTREN ENTREPRENEUR ALMAWADDAH KUDUS


Pada suatu hari, Abah Sofiyan Hadi, Lc., Ma sowan atau berkunjung ke pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor Jawa Barat yang di asuh oleh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim dengan jamaah beliau. Abah Sofiyan Hadi berkunjung untuk meminta perintah kepada guru beliau Habib Saggaf untuk dilaksanakan beliau. Atau bisa disebut dengan meminta petuah atau petunjuk. Kemudian Habib Saggaf memberikan perintah kepada Abah Sofiyan untuk mendirikan pondok seperti pondok yang diasuh oleh Habib Saggaf. Pesantren yang diasuh oleh Habib Saggaf memiliki santri puluhan ribu santri. Dan semuanya itu tidak dipungut biaya administrasi, bulanan, ataupun biaya lainnya. Tetapi biasanya orang tua santri yang mempunyai kelebihan harta biasanya membantu Habib Saggaf dengan hartanya untuk jihad dalam menyebarkan ajaran Islam.
    Dengan turunnya perintah tersebut, Abah Sofiyan sangat terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang diperintahkan oleh Habib Saggaf. Karena tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Abah Sofiyan yaitu mendirikan pesantren. Sebab Abah Sofiyan kurang berminat untuk mendirikan dan mengasuh pondok. Akan tetapi semua yang dikatakan atau yang diperintahkan oleh guru, pasti ada suatu barokah yang tidak disangka-sangka yang turun dari Allah SWT.
Dengan niat menghormati dan mengharapkan ridlo serta barokah dari seorang guru beliau yaitu Habib Saggaf maka dengan itu Abah Sofiyan sangat yakin dan tidak ragu untuk mendirikan dan mengasuh pondok.
Pada saat mendirikan pesantren, beliau sudah mempunyai seorang istri dan satu orang anak laki-laki. Dalam pembangunan sangat didukung oleh semua anggota keluarga termasuk keluarga dari Ibu Hj Khodijah Al-Hafidzah. Bahkan seorang arsitek dari bangunan yang didirikan merupakan kakak kandung beliau yang bernama bapak Ersyad Qomar bin Suudi.
Pondok Al-Mawaddah menganut sistem pondok seperti yang dikelola oleh gurunya yaitu Habib Saggaf. Dengan cara memberdayakan santrinya untuk berlatih mandiri sejak masuk pondok. Dalam segi administrasi, tidak pernah meminta syahriyah ataupun bulanan. Tetapi santri malah diberi fasilitas berupa tempat, makan, ngaji, serta diberikan motivasi-motivasi untuk hidup mandiri secara cuma-cuma atau gratis.    
    Pondok Pesantren al-Mawaddah Honggosoco Jekulo Kudus didirikan sekitar tahun 2008 oleh KH. Sofyan Hadi, Lc., M.A yang dahulunya alumni S1 Fakultas Syari’ah wal-Qanun al-Azhar Kairo, kemudian S2 Fakultas Interregious and Cross-Cultural Studies UGM Yogyakarta. Tentunya KH. Sofyan Hadi, Lc., M.A tidak sendirian, karena semua dorongan dan tekad istrinya juga Hj. Siti Khodijah al-Hafidzah, alumni Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus, dengan tujuan untuk mengabdi kepada Allah menggunakan dakwah dan tekad tersebut dibantu oleh sekelompok orang salah satunya adanya orang tuannya sendiri.
Pondok Pesantren Al-Mawaddah Kudus  berdiri karena adanya komitmen yang besar untuk mengamalkan ilmu pada masyarakat. Serta adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan tingkat pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, dan masa depan dalam suatu kehidupan. Sehingga santrinya nanti mendapat sesuatu yang bermanfaat. Pondok Pesantren al-Mawaddah Jekulo ini berdiri karena adanya perjuangan dan ide dasar pemikir yang konsekuen dengan taraf keilmuan yang di mililiki dan tanggungjawab yang besar terhadap nasib bangsa dan generasi penerus.
    Dengan cita-cita besar untuk dapat menjadi mundzirul koum bagi masyarakat, pendiri pondok pesantren entrepreneur al-mawadah yaitu KH. Sofiyan Hadi, Lc., MA, yang telah mondar-mandir berlalu-lalang bahkan hingga menjajaki tanah arab tepatnya mesir ini, pada awalnya memiliki niat yang sangat mulia untuk membagi ilmu yang telah didapat selama berkelana menuntut ilmu selama ini dengan mendirikan sebuah majlis ta’lim. Majlis yang ta’lim yang dibangun selain untuk menjadi tempat menyampaikan ilmu ini juga diharapkan dapat menjadi tapat berkumpul bagi masyarakat sekitar untuk mendapat pengetahuan agama.
Adapun yang menjadi pokok pendidikan di lembaga ini adalah pembelajaran yang didasarkan pada pendidikan Islam itu sendiri yaitu menekankan pada ketiga hal yaitu, fisik-materiil, ruhani-spiritual dan mental-emosional. Atau dalam hal ini entrepreneuship, leadership dan spiritual.


Oleh:
1.      M. Diki Dwi Candra
2.      M. Fadlla Amna
3.      Muhammad Arifin
4.      Ahmad Nurhadi

Berikan Komentar untuk "SEJARAH PESANTREN ENTREPRENEUR ALMAWADDAH KUDUS"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel