TEORI BELAJAR SISTEMATIK FUNGSIONAL - MAKALAH
Teori belajar dapat dipahami sebagai
prinsip-prinsip umum atau kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling
berhubungan. Teori
belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks
dari belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Pada
dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada
varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas
termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri. Namun hal ini tidak
perlu kita perdebatkan, yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana
yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai
untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
1. Apa
yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa
saja teori-teori belajar?
3. Apa
tujuan belajar?
4. Apa
fase-fase dalam proses belajar?
5. Apa
prinsip-prinsip belajar?
6. Apa
ciri khas perilaku belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Belajar
Secara umum
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu di
utarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah lakuyang timbul akibat proses
kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai
proses belajar.[1]
Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2]
Dari
pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap,
tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu yang belajar.
- Teori-Teori Belajar
Beberapa teori
belajar yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang akan
dikembangkan antara lain:[3]
Pertama,menurut
teori belajar behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian
didalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar. Teori
ini menekankan pada apa yang dilihat yaitu tingkah laku.
Kedua, menurut
teori belajar kognitif, belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif
dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini menekankan pada gagasan
bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara
keseluruhan.
Ketiga, menurut
teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk
kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri peserta didik
yang belajar secara optimal.
Keempat, menurut
teori belajar sibernatik, belajar adalah mengolah informasi (pesan
pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Kelima, menurut
teori belajar konstruktivisme, belajar adalah menyusun pengetahuan dari
pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta interpretasi.
- Tujuan Belajar
1.
Domein kognitif atau pengetahuan
Domein kognitif
berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan
pemecahan masalah. Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan
meningkatnya kemampuan berfikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan
baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berfikir seseorang menjadi
lebih baik.
Dalam hal ini,
pengetahuan akan meningkatkan kemampua berfikir seseorang, dan begitu
sebaliknya kemampuan berfikir akan berkembang melalui ilmu pengetahuan yang
dipelajari. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berfikir merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan.
2. Membentuk sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang.
Dalam hal ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan
dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.[4]
3.
Menambah keterampilan
Keterampilan
yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar. Dalam hal ini,
keterampilan jasmani adalah kemampuan individu dalam penampilan dan gerakan
yang dapat diamati. Sedangkan keterampilan rohani berhubungan dengan
penghayatan, cara berfikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau
membuat suatu konsep.
- Fase-Fase Dalam Proses Belajar
Menurut Jerome
S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985), dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga fase.
1.
Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam fase informasi,
seseorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai
materi yang sedang dupelajari. Diantara informasi yang diperoleh itu ada yang
sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
2.
Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam fase
transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau
ditransformasikan menjadi bentyuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada
gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula,
fase ini akan berlangsung lebih mudah apabila disertai dengan bimbingan anda
selaku guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang
tepat untuk melakukan pembelajaran materi pelajaran tertentu.
3.
Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam fase
evaluasi, seseorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh manakah
pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan
untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.[5]
- Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip prinsip
belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh
setiap peserta didik secara individual adalah sebagai berikut.
1.
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar.
Dalam belajar
peserta didik diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing
untuk mencapai tujuan intruksional
2.
Sesuai hakikat belajar.
Belajar adalah
proses kontinguitas (hubungan antar pengertian yang lain) sehingga mendapat
pengertian yang diharapkan stimulus yang diberikan dapat menimbulkan respon
yang diharapkan.
3.
Sesuai materi atau bahan yang akan dipelajari.
Belajar bersifat
keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang bisa ditangkap
pengertiannya.
4.
Syarat keberhasilan belajar
Belajar
memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan
tenang.[6]
- Ciri Khas Perilaku Belajar
1.
Perubahan Intensional
Perubahan yang
terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan
dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasan, sikap dan pandangan
sesuatu, keterampilan dan seterusnya.
2.
Perubahan positif dan aktif
Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan
tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru
(seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang
telah ada sebelumnya.
3.
Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan yang
timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya,
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.
Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa
ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut
dapat diproduksi dan dimanfaatkan.[7]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Teori-teori belajar
ada 5 yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitif, teori belajar
humanisme, teori belajar sibernatik, teori belajar konstruktivisme.
Tujuan belajar
terdiri dari 3 tujuan yaitu tujuan kognitif, sikap, dan keterampilan.
Menurut Jerome S.
Bruner, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase.
1.
Fase informasi
2.
Fase transformasi, dan
3.
Fase evaluasi.
Ada beberapa prinsip-prinsip
belajar yaitu berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, sesuai
hakikat belajar, sesuai materi atau bahan yang akan dipelajari, syarat
keberhasilan belajar.
Ciri khas
perilaku belajar terdiri dari perubahan intensional, perubahan positif dan
aktif, dan perubahan efektif dan fungsional.
DAFTAR PUSTAKA
Kosmiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras.
Mubasyaroh.
2008. Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq. Kudus: STAIN Kudus.
Sadirman. 2011. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Slameto.
2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Oleh:
1. Muhammad Arifin
2. Fajar Arif Tri Hindoyo
3. Shofiyul Jundil Faiz
4. Muhammad Hilal Aidar
[1] Mubasyaroh,
Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hlm.
60.
[2] Slameto, Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
hlm. 2.
[3] Indah
Kosmiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 34-35
[4] Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo,
2011), hlm. 28.
[5] Mubasyaroh,
Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hlm.
73.
[6] Slameto, Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
hlm. 27.
[7] Mubasyaroh,
Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hlm.
75-76.
Berikan Komentar untuk "TEORI BELAJAR SISTEMATIK FUNGSIONAL - MAKALAH "
Posting Komentar