MAKALAH PENDEKATAN PSIKOANALISA DALAM KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbagai masalah yang dimiliki manusia khususnya secara psikis, tentu saja memiliki penyelesaian yang berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan ketepatan dalam mengambil teknik yang digunakan seorang konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan teknik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus. Maka sangat diperlukannya penentuan teknik yang akan dipakai. Teknik itu merupakan salah-satu cara konselor atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekkan di lapangan.
Dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan psikologis, ada banyak pendekatan-pendekatan yang berguna untuk keselarasan problem solving yang akan diberikan seorang konselor atau psikolog dalam membantu kliennya.
Beberapa pendekatan dalam konseling yaitu pendekatan psikoanalisis, eksistensial-humanitis, client-centered, terapi gestalt, terapi rasional-emotif, terapi realitas dan pendekatan eklektik. Dalam makalah ini, hanya akan diuraikan tentang pendekatan psikoanalisis secara lebih mendetail. Psikoanalisis sebagai teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian.
B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimana konsep dasar konseling psikoanalisis?
2.      Bagaimana pandangan psikoanalisis tentang kepribadian manusia?
3.      Bagaimana teknik konseling psikoanalisis?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan pada konseling psikoanalisis?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Konseling Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan salah satu mazhab psikologi yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang mengembangkan teori ini. Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Menurut Eldido Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria. Baru kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku manusia.
Corey mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik, kemudian disusul oleh behaviorisme dan humanitis.
Pada kemunculannya, teori Freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi, penelitian dan dijadikan landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya Freud menggunakan teknik hipnosis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien.
Dalam perkembangannya, Freud menggunakan teknik asosiasi bebas (free association) yang kemudian menjadi dasar dari psikoanalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberi tanggapan terhadap sugesti atau pertanyaan yang mengungkap permasalahan klien. Selanjutnya, Freud mengembangkan lagi teknik baru yang dikenal sebagai analisis mimpi.
Menurut Willis, pengertian psikoanalisis meliputi tiga aspek penting yaitu :
1.    Sebagai metode penelitian proses-proses psikis
2.    Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
3.    Sebagai teori kepribadian.[1]
Letak keunggulan psikoanalisis dalam konseling menurut Freud adalah sangat efektif untuk menyembuhkan klien atau pasien yang histeria, cemas, obsesi neurosis. Namun demikian kasus-kasus sehari-hari dapat juga digunakan pendekatan psikoanalisis ini untuk mengatasinya.[2]

B.     Pandangan Psikoanalisis Tentang Kepribadian Manusia
1.      Topografi Kepribadian
Teori topografi merupakan teori psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi Freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu
a.       Alam sadar (conscious/Cs), bagian yang berfungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar atau nyata.
b.      Alam prasadar (preconscious/Pcs), bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan, dan perasaan dan berfungsi mengantarkan ide, ingatan, dan perasaan tersebut ke alam sadar jika individu berusaha mengingatnya kembali.
c.       Alam bawah sadar (unconscious/Ucs), bagian dari dunia kesadaran yang paling menentukan terbentuknya kepribadian individu. Alam bawah sadar menyimpan semua ingatan atas peristiwa-peristiwa tertentu yang telah direpresi individu. Alam bawah sadar juga menyimpan ingatan tentang keinginan yang tidak tercapai oleh individu.[3]
2.      Struktur Kepribadian
Freud beranggapan bahwa kepribadian manusia tersusun secara struktural. Dalam dunia kesadaran (awareness) individu terdapat pula subsistem struktur kepribadian yang berinteraksi secara dinamis, antara lain:
a.       Id, merupakan subsistem kepribadian yang asli, yang dimiliki individu sejak lahir. Id bersifat primitif dan bekerja pada prinsip kesenangan. Id berperan sebagai sumber libido atau tenaga hidup dan energi serta merupakan sumber dari dorongan dan keinginan dasar untuk hidup dan mati.
b.      Ego, berbeda dengan id yang bekerja hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah, ego bertindak sebaliknya. Ego berperan menghadapi realitas hidup dan berasal dari kebudayaan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Prinsip kerjanya selalu bertentangan dengan id.
c.       Superego, terbentuk dari nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga dan masyarakat yang dipelajari di sepanjang tahun-tahun pertama hidup manusia. Superego bekerja berdasarkan prinsip moral yang orientasinya bukan kesenangan tetapi pada kesempurnaan kepribadian.[4]
3.      Perkembangan Kepribadian
Secara genetis perkembangan kepribadian berkembang melalui beberapa tahap, yaitu tahap oral, anal, falik, laten dan genital. Freud mengemukakan bahwa tahapan perkembangan ini sangat penting terutama bagi pembentukan kepribadian di kemudian hari.
a.       Fase oral, terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama. Pada fase ini anak berkembang berdasarkan pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut. Anak yang tidak mendapat kasih sayang dari ibu dan kepuasan dalam makan serta minum akan menghambat perkembangan kepribadiannya.
b.      Fase anal, terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Perkembangan anak pada fase ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus. Selama fase ini, peran latihan buang air (toilet training) sangat penting untuk belajar disiplin dan moral.
c.       Fase falik, berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan berpusat pada alat kelamin. Istilah yang kerap muncul pada fase ini adalah Oedipus complex (ketertarikan seksual pada sosok ibu) pada anak laki-laki dan electra complex (ketertarikan seksual pada sosok ayah) pada anak perempuan.
d.      Fase laten, juga disebut tahap pregenital. Periode ini terjadi antara lima atau enam tahun hingga pubertas. Pada fase ini anak hanya sedikit berminat pada seksualitas karena disebabkan kesibukan belajar, aktifitas dengan teman sebaya dan keterampilan fisik.
e.       Fase genital, terjadi pada masa pubertas (diatas 12 tahun). Perilaku umum yang tampak pada fase ini adalah kecenderungan tertarik pada lawan jenis, bersosialisasi dan berkelompok serta menjalin hubungan kerja. Semua tingkah laku yang dilakukan kerap kali pada proses menciptakan hubungan dengan orang lain.[5]
4.       Dinamika Kepribadian
Freud sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan positivisme abad ke –19 dan menganggap organisme manusia sebagai suatu energi yang kompleks. Energi yang di peroleh dari makanan (energi fisik). Berdasarkan hukum penyimpangan (conservation of energi) energi tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Energi fisik dapat berubah menjadi energi psikis. Jembatan antar energi tubuh dengan kepribadian ialah id beserta insting – instingnya.
a.       Insting, menjadi sumber energi psikis dalam mengarahkan tindakannya memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Freud mengelompokkan insting atas dua jenis yakni insting hidup dan insting mati. Bentuk energi dimana insting-insting hidup beroperasi disebut libido. Yang paling utama insting libido ialah insting seksual. Insting-insting hidup yang lainnya adalah lapar dan haus.
b.      Kecemasan, yaitu perasaan kekhawatiran karena keinginan dan tuntunan internal tidak terpenuhi dengan sebaiknya. Freud mengemukakan ada tiga bentuk kecemasan, antara lain :
1)      Kecemasan realitas (reality anxity), takut akan bahaya yang datang dari luar. Kecemasan ini bersumber dari ego.
2)      Kecemasan neurosis (neurotic anxity), khawatir tidak mampu mengatasi atau menekan keinginan-keinginan primitifnya. Kecemasan ini bersumber dari id.
3)      Kecemasan moral (moral anxity), kecemasan akibat dari rasa bersalah dan ketakutan dihukum oleh nilai-nilai dalam hati nuraninya. Kecemasan ini bersumber dari super ego.
c.       Mekanisme pertahanan ego
Cara individu menghindari kecemasan biasanya dilakukan dengan mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism). Di antara contoh bentuk mekanisme pertahanan ego antara lain :
1)      Represi, melupakan isi kesadaran yang traumatis. Contoh : seorang korban tsunami di Aceh berusaha melupakan peristiwa tersebut.
2)       Proyeksi, mengalamatkan pikiran, perasaan, motif yang tidak diterimanya kepada orang lain. Contoh : seseorang mengatakan bahwa kegagalannya dalam ujian karena teman sebangkunya yang berisik.
3)      Introyeksi, menanamkan nilai-nilai dan standar yang dimiliki orang lain ke dalam dirinya sendiri. Contoh : seorang anak senang berkelahi karena selalu melihat kedua orang tuanya berkelahi.
4)      Regresi, tindakan melangkah mundur secara tidak sadar ke fase perkembangan yang terdahulu dimana tuntutan tugas perkembangannya tidak terlalu besar. Contoh : anak berusia 10 tahun yang kembali minta digendong ketika adiknya lahir.[6]
  1. Teknik Konseling Psikoanalisis
Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam Psikoterapi adalah asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisis transference, dan analisis resistensi
1.      Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas maksudnya teknik yang memberikan kebebasan kepada klien untuk mengemukakan segenap perasaan dan pikirannya yang terlintas pada benak klien, baik yang menyenangkan maupun tidak.
Asosiasi ini untuk memudahkan konselor  terhadap dinamika psikologis yang terjadi padanya, sehingga dapat membimbing klien menyadari pengalaman-pengalaman ketidaksadarannya, dan membuat hubungan-hubungan kecemasannya saat ini dengan pengalaman masa lampau.
2.      Interpretasi Mimpi
Interpretasi mimpi merupakan teknik dimana klien mengemukakan segenap mimpinya kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah ekspresi segenap kebutuhan, dorongan, keinginan yang tidak disadari akan direpresi dan termanifes dalam mimpi. Interpretasi mimpi maksudnya klien diajak konselor untuk menafsikan mimpi-mimpi yang tersirat dalam mimpi yang berhubungan dengan dorongan ketidaksadarannya.
3.      Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan bentuk pengalihan segenap pengalaman masa lalunya dalam hubungannya orang-orang  berpengaruh kepada terapis di saat konseling. Dalam transferensi ini akan muncul perasaan benci, ketakutan, kecemasan dan sebagainya yang selama ini ditekan di ungkapkan kembali, dengan sasaran konselor sebagai objeknya. Dalam konteks ini konselor melakukan analisis pengalaman klien dimasa kecilnya, terutama hal-hal yang menghambat perkembangan kepribadiannya. Dengan analisis transferensi diharapkan klien dapat mengatasi problem yang dihadapi hingga saat ini.
4.      Analisis Resistensi
            Resistensi merupakan sikap dan tindakan klien untuk menolak berlangsungnya terapi atau mengungkpkan hal-hal yang menimbulkan kecemasa. Perilaku ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri. Dalam konseling, konselor membantu klien mengenali alasan-alasan klien melakukan resisitensi sebaiknya dimulai dari hal-hal yang sangat tampak untuk menghindari penolakan atas interpretasi konselor.[7]
  1. Kelebihan dan Kekurangan Pada Konseling Psikoanalisis
Menurut Muhammad Surya adapun kekuatan atau kelebihan dari konseling psikoanalisis ini yaitu:
1.      Kelebihan konseling psikoanalisis
a.       Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
b.      Adanya teori kepribadian dan teknik psikoterapi
c.       Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
d.       Adanya model penggunaan wawancara sebagai alat terapi
e.       Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan penderitaan manusia.
f.       Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi.
2.      Kelemahan atau kekurangan konseling psikoanalisis
a.       Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
b.      Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu.
c.       Cenderung meminimalkan rasionalitas.
d.      Perilaku yang ditentukan oleh energi psikis, adalah suatu yang meragukan.
e.       Kurang efisien dari segi waktu dan biaya.[8]

BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Beberapa pendekatan dalam konseling yaitu pendekatan psikoanalisis, eksistensial-humanitis, client-centered, terapi gestalt, terapi rasional-emotif, terapi realitas dan pendekatan eklektik. Dalam makalah ini, hanya akan diuraikan tentang pendekatan psikoanalisis secara lebih mendetail. Psikoanalisis sebagai teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian.
Konsep dasar konseling psikoanalisis menurut Eldido Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria.
Pandangan psikoanalisis tentang kepribadian manusia melipuri topografi kepribadian, struktur kepribadian, dan perkembangan kepribadian.
Dinamika kepribadian meliputi insting, kecemasan, mekanisme pertahanan ego. Ada beberapa teknik konseling psikoanalisis yaitu: asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisis transferensi, dan analisis resistensi.
Kelebihan  pada konseling psikoanalisis
1.         Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
2.         Adanya teori kepribadian dan teknik psikoterapi
3.         Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
Kekurangan pada konseling psikoanalisis
1.         Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2.         Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu.
3.         Cenderung meminimalkan rasionalitas.


DAFTAR PUSTAKA
Latipun, 2001,  Psikologi Konseling, Malang, UMM Press.
Lubis, Namora Lumongga, 2013, Memahami Dasar-Dasar Konseling, Jakarta, Kencana.
Surya, Muhammad, 2003,  Teori-teori Konseling, Bandung, Pustaka Bani Quraisy.
Sulistyarini dan Muhammad Jauhar, 2014,  Dasar-Dasar Konseling, Jakarta, Prestasi Pustakaraya.


Oleh:
Muhammad Arifin
Nurul Hikmah
Muhammad Hilal Aidar 
Madinatul Munawaroh  



[1] Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana, 2013), 139.
[2] Latipun, Psikologi Konseling,(Malang: UMM Press, 2001), 60.
[3] Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana, 2013), 146.
[4] Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana, 2013), 142.
[5] Latipun, Psikologi Konseling,(Malang: UMM Press, 2001), 60.
[6] Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana, 2013), 139.
[7] Sulistya Rini dan Muhammad Jauhar,  Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014), 226.
[8] Muhammad Surya, Teori-teori Konseling,  (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), hlm. 38.

Berikan Komentar untuk "MAKALAH PENDEKATAN PSIKOANALISA DALAM KONSELING"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel