MENELADANI AKHLAK RASUL
A. Pendahuluan
Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak
merupakan salah satu hal yang penting untuk membangun pribadi masyarakat dan
budaya. Rasulullah Saw pernah ditanya, “beragama itu apa?” lalu Rasulullah
menjawab bahwa beragama adalah “berakhlak yang baik”. Akhlak memberikan peran
penting dalam kehidupan baik yang bersifat individu maupun kolektif.
Dengan munculnya masyarakat yang baik dan
penuh sopan santun sesuai dengan suri tauladan Nabi, maka sebuah budaya yang
Islami juga akan lahir. Jika didalam masyarakat dapat menciptakan kemaslahatan
maka seluruh masyarakat akan memperoleh kebahagiaan dan keharmonisan. Ketika
akhlak Rasulullah diterapkan maka kenyamanan, kebahagiaan dan kesejahteraan
akan tercipta dimanapun kita berada.
Pentingnya penerapan akhlak dalam kehidupan sehari-hari menjadi tuntutan di era modernisasi ini. Pengaruh globalisasi yang tinggi akan menyebabkan tata krama masyarakat menurun. Maka banyak hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah Saw karena beliau diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia. Rasulullah selalu menunjukkan akhlak yang terpuji sehingga beliau dapat menjadi teladan dalam kehidupan di dunia. Nabi Muhammad saw mempunyai kepribadian Shiqid, Amanah, Tabligh, Fathonah. Dan yang paling menonjol dari Nabi Muhammad saw adalah konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian
akhlak?
2. Bagaimana meneladani akhlah Rasulullah Saw?
C.
Pembahasan
a.
Pengertian
akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab, bentuk jamak
dari khuluqun yang berartitabiat atau budi pekerti, kebiasaan, tata
krama, tingkah laku, sopan santun, adab dan tindakan.[1]
Menurut istilah, akhlak merupakan sifat yang tertanam pada jiwa manusia yang
muncul secara spontan tanpa memerlukan pemikiran ataupun dipertimbangan
terlebih dahulu. Akan tetapi tidak semua perbuatan yang dilakukan manusia
dikatakan sebagai akhlak. Karena perbuatan yang dilakukan oleh manusia dapat
dikatakan sebagai akhlak bilamana telah memenuhi dua syarat yaitu pertama,
perbuatan tersebut dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang. Kedua,
dengan mudah melakukan perbuatan tanpa dipikir terlebih dahulu. Adapun
pengertian akhlak menurut pakar Islam antara lain:
a.
Imam Al-Ghazali
فالخلق
عبارةعن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدرالافعال بسهولة ويسر من غير حاجةالى
فكرورؤية
Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
b.
Ibrahim Anis
الخلق حال للنفس راسخة عنها
تصدرالاعمال من غيرحاجة الى فكر ورؤية
Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
c.
Abdul Karim
Zaidan
مجموعة
من المعانى والصفات المستقرة فى النفس وفى ضوئها وميزانها يحسن الفعل فى نظر
الانسان اويقبح ومن ثم يقدم عليه اويحجم عنه
Artinya: Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseoraang dapat menilai
perbuatan baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.[2]
Akhlak membahas tentang perbuatan-perbuatan
yang dilakukan manusia kemudiam menetapkan perbuatan tersebut tergolong pada
perbuatan yang baik atau buruk. Akhlak juga disebut sebagai upaya mengenal
tingkah laku manusia yang kemudian memberikan nilai atau hukuman pada perbuatan
tersebut.[3]
Akhlak sangat diperlukan dalam kehidupan
manusia. Karena dengan akhlak manusia dapat dibedakan dengan makhluk Allah yang
lainnya. Akhlak sangat diperlukan bagi manusia karena manusia memiliki akal
pikiran dan naluri dalam berbuat sesuatu. Manusia mempunyai otak untuk
berfikir, akal untuk mempertimbangkan sesuatu dan hati untuk menyaring hal-hal
yang positif untuk dikerjakan dan hal negatif untuk ditinggalkan. Dapat
dikatakan bahwa akhlak merupakan cerminan dari iman, dan iman sebagai saringan
amal perbuatan nyata.[4]
b.
Meneladani
akhlak Rasulullah Saw
Nabi Muhammad
Saw lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Disebut tahun Gajah karena
pada saat itu gubernur kerajaan Habsy yang bernama Abrahah al-Habsy beserta
pasukannya yang berjumlah 60.000 datang mengendarai gajah untuk menghancurkan
ka’bah.[5]
Ayah Nabi Muhammad Saw bernama Abdullah. Beliau menjadi anak yatim sejak tiga
bulan dalam kandungan ibunya yaitu Siti Aminah.[6] Kelahiran Nabi Muhammad Saw dalam keluarga
merupakan sarana menuju kesuksesan yang disediakan oleh Allah.[7]
Beriman kepada
Nabi dan Rasul merupakan rukum iman yang keempat. Didalam buku tauhid
dijelaskan bahwasannya Nabi dan Rasul mempunyai tugas yang berbeda, Nabi
menerima tuntunan wahyu akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan wahyu seperti halnya Rasulullah. Sepanjang sejarah manusia, Nabi
dan Rasul selalu mengingatkan kepada manusia agar berada dijalan yang benar.
Nabi Muhammad
Saw adalah nabi terakhir. Sejarah hidup Nabi Muhammad Saw sangat jelas, lengkap
serta terpelihara. Akhlaknya baik, yaitu dapat dipercaya(amanah), selalu
benar(siddiq), cerdas dan bijaksana(fatanah) dan selalu
menyampakan apa yang harus disampaikan (tabligh). Karena akhlaknya yang
demikian, maka suri tauladan yang diberikannya dalam mengamalkan agama Islam
menjadi sumber nilai dan norma umat Islam setelah wahyu.
Suri tauladan
yang diberikan Rasulullah dapat berupa perkataan(qaul)dan juga dapat
berupa perbuatan(fi’il)serta pendiaman(sukut atau taqrir), yang
semuanya disebut as-sunnah atau hadits.[8]
Tujuan
diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul yaitu untuk menyempurnakan akhlak.
Firman Allah Swt di dalam Q.S Al-Anbiya’ 107
وماارسلنك
الارحمة للعلمين
Artinya
:"Dan tiadalahKamimengutuskamu,melainkanuntuk(menjadi)rahmatbagiseluruhalam"
Pribadi Rasulullah Saw adalah contoh yang
paling tepat untuk dijadikan sebagai teladan dalam membentuk pribadi yang
akhlakul karimah.[9]
Rasulullah Saw adalah tokoh pendiri akhlak mulia didunia, keteladanan Nabi
Muhammad Saw telah dijelaskan didalam Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21
لقدكانلكم
في رسول الله اسوةحسنةلمن كان يرجواالله واليوالاخروذكرالله كثيرا
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Rasulullah mempunyai ketauladanan yang bisa
kita contoh sebagai berikut :
a.
Kepribadian,
yaitu Rasulullah mempunyai sifat malu, terpercaya, amanah, tepat waktu, pemaaf,
toleran, santun. pemberani, suci, lemah lembut, adil kepada orang lain dari
pada dirinya sendiri.
عن
عبد الله بن عمر وان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول : ان خياركم احسنكم
اخلاقا. وفي رواية : ان من خيركم احسنكم خلقا. (رواه البخاري)
Artinya : Dari
AbdullahbinAmru,sesungguhnyaRasulullah ShallallahuAlaihiwaSallampernahberkata,
"Sesungguhnyasebaik-baikkalianadalahyangpalingbaikperilakunya." Dalamsebuahriwayatjuga disebutkan,"Sesungguhnyadiantarakaianyangterbaik adalahyangpalingbaikperilakunya." (Diriwayatkan Al-Bukhary)[10]
b.
Kemasyarakatan,
yaitu Rasulullah selalu mempertahankan hubungan baik dengan istri, anaknya,
kerabat, sahabat, tamu, tetangga, kawan, anak yatim, orang fakir miskin dan
mendamaikan orang yang sedang bertikai.
عن
ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صل الله عليه وسلم : من كان يؤمن
بالله واليوم ال اخر فليحسن الى جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم ال اخر فليقبل
خيرا اوليصمت. (رواه الشيخان وابن ماجه)
Artinya : Hadits
Rasulullah : Dari AbuHurairah RadhiyallahuAnhu,iaberkata,"RasulullahShallahuAlaihiwaSallamberkata,BarangsiapayangberimankepadaAllah danhariakhirhendaklahiamenghormatitamunya." BarangsiapayangberimankepadaAllah danhariakhirhendaklahberbuat baikkepada tetangganya.Dan,barangsiapayangberimankepadaAllah danhariakhirhendaklahbertuturyang baikatau diam."(DitakhrijAsy-SyaikhanydanIbnuMajah)[11]
c.
Politik, yaitu
Rasulullah berlaku adil, mengutamakan dialogis, solidaritas, memenuhi hak dan
kewajiban masyarakat, membela kehormatan wanita, kehormatan kaum lemah, dan
melaksanakan hukum syariat dengan seadil-adilnya.
عن
المعرور بن سو يد قال : رايت اباذرالغفاري رضي الله عنه وعليه حلة وعلى غلل مه حلة
فسالناه عن ذلك فقال اني ساببت رجلل فشكاني الى النبي صل الله عليه وسلم فقال لي
النبي صلى الله عليه وسلم اعيرته بامه ثم قال ان اخوانكم خولكم جعلهم الله تحت
ايدىكم فمن كان اخوه تحت يده فليطعمه مما ياكل وليلبسه مما يلبس ولاتكلفوهم
مايغلبهم فان كلفتموهم مايغلبهم فاعينوهم.
(رواه
البخاري و مسلم)
Artinya : Dari Al-Ma’rur bin Suwaid berkata, “Aku pernah
melihat Abu Dzarr Al-Ghifary Radhiyallahu Anhu sedang mengenakan sepotong baju
jubah, juga budaknya yang mengenakan baju serupa. Kemudian aku menanyakan hal
itu kepadanya. Jawabnya, “Aku pernah mencaci maki seseorang, lalu orang itu
mengadukanku kepada Rasulullah Saw. Kemudian Nabi bersabda : “Apakah kamu
menghinanya karena ibunya. Sesungguhnya kamu adalah seseorang yang pada dirimu
terdapat jiwa Jahiliya.” Kemudian Nabi menjelaskan, “sesungguhnya
saudara-saudara kalian itu pembantu kalian juga, yang Allah jadikan berada
dibawah kekuasaan kalian. Maka barangsiapa yang saudaranya berada dibawah
kekuasaannya, hendaklah ia memberinya makan dari makanan yang ia makan dan
memberinya pakaian seperti pakaian yang ia kenakan. Janganlah kalian bebani
mereka dengan apa yang memberatkan mereka, karena jika kalian membebani mereka
dengan apa yang memberatkan maka bantulah.” (HR. Bukhori Muslim)[12]
d.
Ekonomi, yaitu
Rasulullah memperjelas dalam setiap bermuamalah.[13]
عن
جابربن عبدالله رضي الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: رحم الله
رجلل سمحا اذا باع واذا اشترى واذا اقتضى –وفي رواية واذا قضى-(رواه البخاري
والترمذي وابن ماجه)
Artinya : Dari Jabir binAbdullahRadhiyallahuAnhuma
bahwa Rasulullah ShallallahuAlaihiwaSallam bersabda,"Allah menyayangiseseorangyangberbaik hatiketikaberjualan,ketikamembelidan
ketikamenagihhutang."Disebutkandalamsebuahriwayat,"...bilamembayarhutang."(Diriwayatkan Al-Bukhary,At-TirmidzydanIbnuMajah)
SebagaiumatNabiMuhammad Saw kita harusmencintai
beliau,Dalamperjuangan beliaumendakwahkan
Islam,terlihatsekalikecintaanbeliauterhadap
umatnya.Beliaumerasakan
sukadandukabersama umatnya. Kecintaanbeliautidakterbatasketikadidunia saja,tetapijugasampai diakhiratkelak.Gambaran sikapbeliauterhadapumatnya
dinyatakan dalamAl-qur’an
yang artinya : “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan(keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.” (QS.At-Taubah:128)
Sebagai umatnya,kitaharus mencintai
beliaudan
sekaligusmemuliakannya.Cintakitakepadabeliauharusmelebihi
cintakitakepadayang lainselainAllahSwt.Cintainiakantumbuh dalam
dirikita jika
kita benar-benarberiman.Jikaimankita tidak utuh,
maka
kitatidakakan dapatmencintai
beliau.DalamhaliniRasulullah
Saw
bersabda:“Tidakberiman salahseorang diantarakamusekalian sebelumakulebihdicintainyadaripadadirinya
sendiri,
orangtuanya, anaknya,dansemuamanusia.” (HR.al-Bukhari,Muslim,danal-
Nasa’i).
MencintaiNabiMuhammad
Saw
tidakcukup ketikahanya diungkapkan
dengankata-kata,tetapijugaharusdinyatakandalam bentukperbuatannyata,misalnya:
1.
Mengikutidanmengamalkan
ajaran-ajaranIslamyangsampai kepadakitamelaluiAl-quran
danHaditsyangdibawaolehNabi
MuhammadSaw.
2.
Mempercayai
semua berita
yang disampaikan oleh
NabiMuhammadSaw.
3.
Berjuangmenegakkan,mengembangkan danmembelaajaran-
ajaranyangdibawaoleh NabiMuhammad Saw.
4.
MemuliakanNabiMuhammadSaw denganmemperbanyak membacashalawat.
5.
Memuliakan keluargadansahabat-sahabatNabiMuhammad
sebagaimanamemuliakanbeliau.
Dalamkehidupan
nyata, wujuddaricintamanusia kepadaNabi Muhammad
Saw
dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari. Jika
kitabenar-benarcintakepadaNabiMuhammad
Saw,
makakitaakan
selalu
menjagadirikita
dariperbuatan-perbuatanyangtidak dilakukan dantidakdisenangibeliau.Sebaliknya kitaharusselalumeneladani
beliaudalamsetiapaktivitas kita,baikdalamaktivitas ibadah
maupun
muamalah.Inilahyangmenjadibuktidaricintakitakepadabeliau.[14]
D.
Simpulan
1.
Akhlak
merupakan sifat yang tertanam pada jiwa manusia yang muncul secara spontan
tanpa memerlukan pemikiran ataupun dipertimbangan terlebih dahulu.
2.
Mengikutidanmengamalkan
ajaran-ajaranIslamyangsampai kepadakitamelaluiAl-quran
danHaditsyangdibawaolehNabi
MuhammadSaw,
mempercayai
semua berita
yang disampaikan oleh
NabiMuhammadSaw, berjuangmenegakkan,mengembangkan danmembelaajaran-
ajaranyangdibawa oleh NabiMuhammad Saw,
memuliakanNabiMuhammadSaw denganmemperbanyak membacashalawat, memuliakan
keluargadansahabat-sahabatNabiMuhammad sebagaimanamemuliakanbeliau.
E.
Daftar Pustaka
Atha, Abdul Qadir Ahmad., Adabun Nabi,
Jakarta, Pustaka Azzam, 1999
Nata, Abuddin., Akhlak Tasawuf dan Karakter
Mulia, Jakarta, Rajawali Pers, 2015
Sebani, Beni
Ahmad dan Abdul Hamid., Ilmu Akhlak, Bandung, Cv.Pustaka Setia, 2012
SyukurFatah., Sejarah
Peradaban Islam, Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2009
Marzuki.,
Meneladani Nabi Muhammad Saw Dalam Kehidupan Sehari-hari, Jurnal Humanika,
Vol.8, No.1, Maret 2008, diakses pada tanggal 10 Maret 2020 melalui https://eprints.uny.ac.id
Mubasyaroh., Daros
Materi dan Pembelajaran Akidah Akhlak, Kudus, 2008
Abdurrahman,
Muhammad., Akhlak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, Jakarta,
PT.RajaGrafindo Persada, 2016
Al-Ghazali, Muhammad.,
Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2016
Suntiah, Ratu
dan Maslani., Sejarah Peradaban Islam, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya,
2017
Anwar,Rosihon.,
Akhlak Tasawuf, Bandung, Cv. Pustaka Setia, 2010
Sahriansyah, Ibadah
dan Akhlak, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014
[1] Beni Ahmad Sebani dan Abdul Hamid, Ilmu
Akhlak, (Bandung, Cv.Pustaka Setia, 2012), 13
[2] Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Yogyakarta,
Aswaja Pressindo, 2014), 175-176
[3]Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter
Mulia,(Jakarta, Rajawali Pers, 2015), 6-7
[4]Muhamamd Abdurrahman, Akhlak Menjadi
Seorang Muslim Berakhlak Mulia,(Jakarta, PT.Raja Gafindo Persada, 2016), 20
[5] Ratu Suntiah dan Maslani, Sejarah
Peradaban Islam, (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2017), 40
[6] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam,
(Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2009), 28
[7]Muhammad Al-Ghazali, Sejarah Perjalanan
Hidup Muhammad, (Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2016), 56-58
[8]Mubasyaroh, Daros Materi dan Pembelajaran
Akidah Akhlak, (Kudus, 2008), 15-17
[9] Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf,(Bandung,
Cv. Pustaka Setia, 2010), 22
[10]Abdul Qadir Ahmad Atha, Adabun Nabi, (Jakarta,
Pustaka Azzam, 1999), 153
[11] Abdul Qadir Ahmad Atha, Adabun Nabi,
144-145
[12]Abdul Qadir Ahmad Atha, Adabun Nabi,
89-90
[13]Muhamamd Abdurrahman, Akhlak Menjadi
Seorang Muslim Berakhlak, 97-98
[14]Marzuki, Meneladani Nabi Muhammad Saw Dalam
Kehidupan Sehari-hari, Jurnal Humanika, Vol.8, No.1, Maret 2008, diakses
pada tanggal 10 Maret 2020 melalui https://eprints.uny.ac.id
Berikan Komentar untuk "MENELADANI AKHLAK RASUL"
Posting Komentar