Definisi dan langkah MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Two Stay Two Stray)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Two Stay Two Stray)
Oleh: Naila Noor Aini

A.
Pengertian
1.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif pertama kali digagas dari teori belajar konstruktivisme yang telah
muncul dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Piaget dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.[1]
Dalam pembelajaran
kooperatif ini, peserta didik mempunyai kesempatan besar untuk memperoleh
pengetahuan langsung dalam menerapkan ide atau gagasan-gagasan mereka sendiri.
Sementara itu, guru memiliki peran sebagai fasilitator, yang menjembatani ke
arah pemahaman yang jauh lebih tinggi, melalui catatan peserta didik sendiri. Tugas
guru tidak semata hanya memberikan pengetahuan, tetapi harus membangun dalam
pikirannya. Sehingga peserta didik selalu menemukan dan menerapkan ide-ide
mereka sendiri.
Hakikatnya,
pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Sehingga tak heran banyak
guru yang berasumsi tidak ada yang aneh dari pembelajaran kooperatif,
dikarenakan pesrta didik telah terbiasa belajar kelompok. Kendati demikian,
tidak semua belajar kelompok disebut sebagai pembelajaran kooperatif.
Sebagaimana penjelasan Abdulhak, “pembelajran kooperatif dilaksanakan melalui
sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman
bersama antara peserta didik itu sendiri”.[2]
Pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta
didik dalam suatu kelompok kecil. Dalam hal ini, peserta didik belajar kerja sama
dengan anggota lainnya. Maka dalam pembelajaran kooperatif iini, peserta didik
mempunyai dua tanggung jawab, meliputi belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota untuk belajar.[3]
2.
Model Two Stay Two Stray
Two stay two stray (dua tinggal dua tamu) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
dapat membagikan hasil dan
informasi kepada kelompok lain. Hal tersebut dilakukan karena banyak proses
kegiatan belajar
mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu
saja.
Dengan
tujuan mengarahkan peserta didik untuk aktif
dan kreatif,
baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga
menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Dalam pembelajaran ini peserta
didik dihadapkan pada
kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu,
yang secara tidak langsung peserta didik terbawa
untuk menyimak apa yang
diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah. Maka
dalam proses ini, akan
terjadi kegiatan menyimak materi pada peserta didik. Peserta
didik bekerja sendiri dan
tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan
hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama
lainnya.
Lie mengungkapkan
model pembelajaran two
stay two stray (Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana
. peserta didik belajar memecahkan masalah bersama anggota
kelompoknya, kemudian dua peserta didik dari kelompok tersebut
bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal.
Model pembelajaran ini biasa diterapkan dalam semua mata pelajaran dan sesuai
bagi semua tingkatan usia
peserta didik.[4] Dalam model pembelajaran
two stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), peserta
didik dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Model
pembelajaran Two stay two stray ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk
mengembangkan hasil informasi dengan kelompok lainnya.
Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu.[5] Siswa bekerja sendiri dan
tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan
hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan
yang lainnya.
B.
Langkah-Langkah
Adapun langkah-langkah
model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu adalah sebagai berikut.[6]
1. Peserta didik bekerja sama kelompok beranggota
empat
orang seperti biasa.
2. Setelah selesai, dua peserta
didik dari masing-masing
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing
dua tadi bertamu ke kelompok
yang lain.
3. Duapeserta
didik yang tinggal dalam
kelompok mempunyai tugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka kepada tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain.
5. Kelompok mencocokkan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka.
C.
Penerapan Media Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran
Fikih
Pembelajaran dengan metode two stay two stray diawali dengan pembagian
kelompok. Setelah kelompok terbentuk yang sudah dibagi secara
heterogen, kemudian guru memberikan tugas berupa
permasalahan-permasalahan yang harus didiskusikan.
Selanjutnya setelah diskusi antar
kelompok selesai, dua orang dari
masing-masing kelompok pun meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada
kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta
(tamu) berkewajiban menerima tamu dari satu kelompok.
Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut.
Dua orang yang bertugas sebagai tamu sudah seharusnya bertamu kepada semua
kelompok. Apabila para duta telah selesai
melaksanakan
tugasnya, mereka kembali pulang ke kelompoknya
masing-masing.
Akhirnya setelah kembali ke
kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas sebagai
tamu maupun mereka yang
bertugas sebagai penerima tamu, kemudian
mencocokkan dan membahas
hasil kerja yang telah mereka laksanakan.[7]
Dalam hal ini penulis mencontohkan seorang guru yang mengajar di
kelas VII MTs dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas tersebut sebanyak tiga
puluh lima peserta didik pada pembelajaran fikih dengan materi pembahasan
Ketentuan
Sholat Lima Waktu dan Sujud Sahwi yang mencakup materi pembahasan:
Pengertian dan dalil
tentang sholat, sunnah salat, rukun sholat, hal hal yang membatalkan sholat,
waktu sholat lima waktu, pengertian sujud sahwi, sebab-sebab sujud sahwi. Dengan sub pembahasan
sebanyak tujuh sub bahasan ini maka guru membagi peserta didik
kedalam tujuh kelompok yang masing-masing dari
kelompok
itu terdiri dari empat
peserta didik.
Kemudian dalam pelaksanaan pembelajarannya, metode ini dapat
dilakukan sebagaimana penerapan yang telah dijelaskan diatas.
Setelah itu, diakhir
pelaksanaan guru menyimpulkan materi yang disampaikan serta mengevaluasi
pembelajaran dengan memberikan kuis kepada peserta didik sehingga memudahkan mengukur
pemahaman siswa dari materi yang telah dibahas. Kemudian guru memberikan reward kepada
kelompok yang terbaik untuk penilaian secara kelompok dan menilai peserta
didik mana yang paling aktif
untuk penilaian secara individu supaya dapat memacu motivasi masing-masing
peserta didik..
D.
Kesimpulan
Model pembelajaran two stay two stray
merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang memiliki ciri-ciri
mengajak peserta didik supaya lebih aktif menghadapi dan memecahkan masalah
secara bersama-sama sehingga diharapkan melalui itu, dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Model pembelajaran ini merupakan saalah satu pendukung dan alat yang
digunakan pendidik dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan dari
pembelajaran itu. Maka sudah seharusnya seorang pendidik mampu
mengembangkan model pembelajaran supaya tidak menimbulkan kebosanan pada
peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat mencapai
dari tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
E.
Daftar Pustaka
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
Hanafiah,
Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran Cet ke-3. Bandung : PT Refika Aditama, 2012.
Dahar, Ratna
Wilis. Teori- teori Belajar. Jakarta:
P2LPTK, 1988.
Widyatun, Diah.
“Bidan Diah: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)”
April 21, 2012. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html.
Suprijono, Agus.
Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM cet ke-7. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012.
[1] Ratna Wilis Dahar, Teori- teori Belajar, (Jakarta:
P2LPTK, 1988), 181.
[2] Abdulhak, Komunikasi
Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektifitas
Pembelajaran, (Bandung: UPI Depdiknas, 2001), 19-20.
[3] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
2013), 175.
[4] Anita Lie, Kooperatif
Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). (Jakarta:
Grasindo, 2007), 61.
[5] Nanang Hanafiah & Cucu Suhana, Konsep Strategi
Pembelajaran Cet ke-3, (Bandung : PT Refika Aditama, 2012), 56.
[6] Diah
Widyatun, “Bidan Diah: Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)” April 21, 2012. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html.
[7] Agus
Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM cet ke-7,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), 93.
Berikan Komentar untuk "Definisi dan langkah MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Two Stay Two Stray)"
Posting Komentar