Definisi dan langkah PEMBELAJARAN TIME TOKEN

 PEMBELAJARAN TIME TOKEN

Oleh: Muhammad Mihtarul Qawim

 

A.    Pengertian Model Pembelajaran Time Token

Model Pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif siswa yaitu seperti Model Pembelajaran Cooperatif  Learning. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran Kooperatif Learning sebagaimana dikemukakan oleh Slavin yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Metode cooperative learning dengan teknik time token yang diperkenalkan oleh Arends merupakan model yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif seluruh siswa. Tujuan utama dari pembelajaran kooperatif Time Token adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.1

Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan ke arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.

Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok dan melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Pembelajaran cooperative dengan teknik time token dilaksanakan dengan cara membagikan kartu untuk seluruh siswa dan setiap kali berbicara baik dalam kerjasama kelompok maupun klasikal harus menyerahkan kartu. Bagi siswa yang sudah habis kartunya tidak diperkenankan berbicara lagi sehingga diharapkan seluruh siswa akan mempunyai keterlibatan atau partisipasi yang berimbang yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik. Contohnya seperti guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.

Time Token merupakan tipe dari pendekatan structural dari beberapa model pembelajaran kooperatif, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tecakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Menurut Sanusi Time token pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi kelompok dimana ciri khasnya adalah setiap siswa diberi kupon bicara kurang lebih 10 atau 15 detik waktu berbicara adalah contoh lainnya. Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbica lagi. Sudah barang tentu, ini menghendaki agar siswa yang masih pegang kupon untuk ikut berbicara dalam diskusi itu. Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa.Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.2

Dari pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time token adalah suatu model pegajaran guru dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yang secara tekniknya dapat membantu siswanya belajar di setiap mata pelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, saling membantu belajar satu sama lainya dengan beranggotakan 2-6 siswa atau lebih dengan memberikan kupon bicara pada siswa di masing-masing kelompok, patokan bicara disini adalah bicara sesuai dengan materi yang dibahas atau mempresentasikan materi, bukan bicara yang asal-asalan yang tidak ada hubungannya dengan materi. Kemudian secara acak guru menunjuk salah satu dari kelompok untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan kupon bicara tersebut. Model pembelajaran kooperatif time token (Martin Handoko, 1994) digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.

Menurut Rusman pernyataan dari Model Time Token adalah bahwa ada hubungan kuat antara yang siswa lakukan di kelas atau lebih tepatnya mengeluarkan pendapat dengan yang siswa pelajari. Berinteraksi di dalam kelas telah memberikan pengaruh besar pada perkembangan siswa pada sisi social, kognitif, dan akademisnya. Konstruksi dan pemerolehan pengetahuan, perkembangan bahasa dan kognisi, dan perkembangan keterampilan social merupakan fungsi dari situasi dimana siswa berinteraksi Model Pembelajaran time token lebih menekankan kepada cara berinteraksi siswa di dalam kelas secara individu daripada kerjasama kelompok. Hanya saja dalam kerjasama kelompok ada bantuan pengarahan atau dukungan dati teman satu kelompoknya agar siswa yang tidak suka berinteraksi di kelas menjadi lebih berani untuk berbicara di kelas.

Model kooperatif dengan teknik time token  ditekankan adanya interaksi siswa dengan guru atau siswa yang lain. Untuk itu manajemen melibatkan berbagai keterampilan berbeda. Beberapa dari perhatian manajemen diperkenalkan dengan membagikan kupon berbicara yang di berikan oleh guru. Kemudian di arahkan bagaimana cara penggunaannya, menyampaikan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Dan pada hasil akhir penilaian pun akan bervariasi sesuai dengan keaktifan siswa di dalam kelas. Interaksi antara siswa dan guru adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang kita maksud di sini tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, dan pesan. Ketiga unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut dengan interaksi. Dengan demikian konsepsi komunikasi mengandung pengertian memberitahukan pesan, pengetahuan, dan fikiran-fikiran dengan maksud menggugah partisipasi seseorang komunikan, sehingga persoalan yang dibicarakan menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Maksud disini yaitu supaya sebuah pesan tersebut dapat menjadi bahan materi atau kajian yang harus di ulas bersama-sama.3

B.     Langkah-langkah model pembelajaran Time Token


Model pembelajaran kooperatif time token memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu:

1.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD.

2.      Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (coopertive learning).

3.      Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon.

4.      Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktuyangdigunakan. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon.

5.      Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus berbicara sampai semua kopan habis, demikian seterusnya.

  6. Siswa yang berbicara paling efektif dan mendekati point kompetensi dasar dalam materi diberikan penghargaan.

C.     Daftar pustaka

Slavin robert e. Cooperative learning. Bandung: nusa media, 2009

Ahmad Sanusi.  Studi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan. Bandung: IKIP Bandung, 1991.

Yamin, martinis. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi. Jakarta: gaung persada press, 1991.

Berikan Komentar untuk " Definisi dan langkah PEMBELAJARAN TIME TOKEN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel