MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning) - Definisi dan langkah

 MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

Oleh: Shofiyul Jundil Faiz

1.      Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual pada awalnya dikembangkan oleh Jhon Dewey dari pengalaman pembelajaran tradisionlnya. Padatahun 1918 Dewey merumuskan kurikulum dan metodologi pembelajaran yang berkaitan pengalaman dan mina tsiswa. Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi disekelilingnya.

Kata Kontekstual (contextual) berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, dan keadaan (konteks).” Adapun pengertian CTL menurut Tim Penulis Depdiknas adalah sebagai berikut : Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: Kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).[1]

Elaine B. Jhonshon (Riwayat, 2008) mengatkan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan academis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.[2]

2.      Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat ditunjukkan berupa kombinasi dari kegiatan-kegiatan beriku tini:

1.      Pembelajaran otentik (authentic instruction) yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam konteks yang bermakna, sehingga menguatkan ikatan pemikiran dan keterampilan memecahkan masalah-masalah penting dalam kehidupannya.

2.      Pembelajaran berbasis inquiry (inquiry based learning) yaitu memaknakan strategi pembelajaran dengan metode-metode sains, sehingga diperoleh pembelajaran yang bermakna.

3.      Pemebelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah yang ada didunia nyata atau disekelilingngnya sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan ketermpilan memecahkan masalah dan untuk memperoleh konsep utama dari suatu mata pelajaran.

4.      Pelajaran layanan (serve learning) yaitu pembelajaran yang menggabungkan layanan masyarakat dengan struktur sekolah untuk merefleksikan layanan, menekankan hubungan antara layanan yang dialami dan pembelajaran akademik sekolah.

5.      Pembelajaran yang berbasis kerja (work based learning) yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks tempat kerja dan membahas penerapan konsep mata pelajaran dilapangan.  Prinsip kegiatan pembelajaran pada dasarnya adalah penekanan pada penerapan konsep mata pelajaran dilapangan dan menggunakan masalah-masalah lapangan untuk dibahas disekolah.[3]

3.      Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain:

1.      Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar bermakna dengan cara berkerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2.      Melaksankan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.

3.      Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4.      Menciptakan masyarakat belajar

5.      Menghasilkan model sebagai contoh belajar.

6.      Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

7.      Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Menurut E. Mulyasa, sedikitnya ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

1.     Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

2.     Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus).

3.     Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara:menyusun konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain, dan merevisi dan mengembangkan konsep.

4.     Pembelajaran ditekankan pada upaya nmempraktikkan secara langsung apa-apa yang dipelajari.

5.     Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari.[4]

 

Daftar Pustaka

Depdiknas, Pembelajaran dan Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjut Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah).2003.

Lukmanul Hakim. Perencanaan Pembelajaran.(Bandung: Wacana Prima). 2009.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesianalisme Guru.(Jakarta: Rajawalli Pers). 2011.

Mulyasa, H.E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 2013.



[1]Depdiknas, Pembelajara dan Pengajaran Kontekstual , (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

[2]Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

[3]Lukmanul Hakim, PerencanaanPembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009)

[4] Mulyasa, H.E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).

Berikan Komentar untuk " MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning) - Definisi dan langkah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel