MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE - Definisi dan langkah
MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
Oleh : Zumratun Nafsus Sholikhah

A.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
Scramble
merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal dan
lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Scramble
dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan
peningkatan wawasan pemikiran kosakata.
B.
MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas
bermacam-macam bentuk, yakni:
1.
Scramble
kata, yakni sebuah
permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya
sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna, misalnya:
tpeian = petani
kberjae =
bekerja
2.
Scramble
kalimat, yakni sebuah
permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis,
bermakana, tepat dan benar. Contohnya:
Pergi
– aku – Bus – ke – naik - Bandung = aku pergi ke Bandung naik Bus
3.
Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan
kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna.
Melalui pembelajaran scramble siswa dapat dilatih berkreasi
menyusun kata, kalimat atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang
bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Model scramble merupakan metode yang berbentuk permainan
acak kata, kalimat atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble
adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan
yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya
kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat
berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran
membaca pemahaman bahasa.[1]
C.
LANGKAH-LAGKAH MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
1. Persiapan
Pada
tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang
sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu
sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru mengatur hal-hal yang mendukung
proses belajar mengajar misalnya mengatur tempat duduk sesuai kelompok yang
telah dibagi ataupun memeriksa kesiapan siswa belajar dan sebagainya.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan
dalam tahap ini adalah setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk
mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumya
jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru melakukan diskusi kelompok besar
untuk menganalisis dan mendengar pertanggung jawaban dari setiap kelompok kecil
atas hasil kerja yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok kemudian
membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepat dan logis.
3. Tindak Lanjut
Kegiatan
tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa. Contoh kegiatan tidak lanjut
antara lain:
a. Kegiatan
pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.
b. Kegiatan
menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak
memperlihatkan kelogisan.
c. Kegiatan
mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan bacaan).
d. Mencari makna
kosakata baru di dalam kamus dan mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.
e. Membetulkan
kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.
Satu hal yang penting dalam model ini, siswa tidak sekedar berlatih
memahami dan meemukan susunan teks yang baik dan logis, tetapi juga dilatih
untuk berpikir kritis analitis. Hal-hal yang berkenaan dengan aspek kebahasaan,
kebenaran, ketetapan struktur kalimat dan tanda baca dapat menjadi perhatian
dan perbincangan siswa.[2]
D.
KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
1.
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa
semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Mereka harus berbagi tugas dan
tanggung jawab, dikenai evaluasi dan berbagi kepemimpinan. Selain itu, setiap
anggota kelompok membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama dan nantinya
akan dimintai pertanggung jawaban secara individual tentang materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif. Maka dari itu, dalam teknik ini setiap
siswa tidak ada yang diam karena setiap individu diberi tanggung jawab akan
keberhasilan kelompoknya.
2.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk saling belajar
sambil bermainan. Mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan berpikir,
mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuat mereka stres atau tertekan.
3.
Selain membangkitkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu
metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4.
Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5.
Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa
berlomba-lomba untuk maju.
E.
KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN “SCRAMBLE”
1. Pembelajaran
ini terkadang sulit dalam merencanakannya karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
2. Terkadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan guru.
4. Metode
permainan ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal ini jelas mengganggu kelas
yang berdekatan. [3]
DAFTAR PUSTAKA
Shoimin, Aris.
2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta.
Ar-Ruzz Media.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka
Cipta.
[1] Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm. 166-167.
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Hlm. 90-91.
[3]
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm. 168-170.
Berikan Komentar untuk " MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE - Definisi dan langkah"
Posting Komentar