MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER - Definisi dan langkah
NUMBERED HEAD TOGETHER
Oleh: Siti Roudlotul Badi’atil Istiqlaliyah
A.
PENGERTIAN NUMBERED HEAD TOGETHER
Numbered head together atau
penomoran merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
memengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. Yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Numbered
head together (NHT) adalah model pembelajaran dimana
siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor siswa. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan sebuah konsep
yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik terdiri dari 36 orang dan terbagi
menjadi 6 kelompok berdasarkan konsep yang dipelajari, maka setiap kelompok
terdiri 6 orang. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor 1-6.
Penerapan teknik
Numbered Head Togeher ini sangat mudah. Teknik dalam
pembelajaran numbered head together (NHT)
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Selain itu juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
usia tingkatan anak didik. [1] Dapat diambil
kesimpulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran
yang dilaksanakan dengan pemberian nomor pada tiap siswa dalam suatu kelompok.
Pembelajaran tersebut bertujuan mengaktifkan siswa serta membantu
untuk
dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu, siswa juga berani
mengemukakan pendapatnya kepada orang lain dan lebih mengedepankan dalam
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai
sumber. [2]
B.
LANGKAH-LANGKAH
Model NHT dilakukan dengan
melaksanakan 6 langkah utama, langkah dalam penerapan model pembelajaran NHT
sebagai berikut :
1. Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompokmendapatkan nomor.
Guru
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki personil
3-6siswa. Dasar dalam pembentukan kelompok tersebut berdasarkan nilai tes awal,
perbedaan jenis kelamin serta perbedaan suku. Setelah terbentuk kelompok maka
selanjutnya guru memberi nomor kepada masing-masing siswa dalam setiap kelompok
dan serta memberikan nama kelompok yang berlainan.
2. Guru memberikan
tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
Sebaiknya
sebelum pemberian tugas, guru terlebih dahulu memastikan setiap kelompok
memiliki sumber informasi yang relevan seperti buku paket, modul dan lainnya
sehingga dapat memberi kemudahan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru.
3. Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
Pada
langkah ini masing-masing siswa dalam setiap kelompok berfikir bersama dalam
usaha menemukan jawaban yang tepat atas tugas yang diberikan guru, serta
berusaha meyakinkan bahwa masing-masing anggota kelompok mengetahui jawaban
(jika jawabannya sudah berhasil ditemukan kelompok tersebut) dari pernyataan
yang diberi guru
4. Guru memanggil
salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
Langkah
keempat ini, guru menyebut satu nomor dan bagi siswa yang nomornya disebut dari
setiap kelompok mengangkat tangan dan melaporkan hasil (jawaban) kerja
masing-masing kelompoknya kepada seluruh siswa dikelas.
5. Tanggapan dari
teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Siswa
yang nomornya tidak disebut guru berusaha memberi tanggapan atas jawaban dari
siswa yang menyampaikan hasil kerja kelompoknya, jika sudah selesai guru dapat
menunjuk nomor berikutnya.
6.
Kesimpulan
Guru
dan siswa bersama-sama menyimpulkan jawaban akhir yang benar dari setiap
pernyataan yang terkait dengan materi yang telah dibahas.[3]
DAFTAR
PUSTAKA
Djamaroh
Syaiful Bahri dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:
Rineka Cipta. 2006).
Huda Miftahul. Cooperatif Learning.
(Yogjakarta: Pustaka Belajar. 2011).
Shoimin Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif
Dalam Kurikulum 2013. (Yogjakarta: Ar
Ruz Media
2014)
[1] Miftahul Huda, Cooperatif
Learning, (Yogjakarta: Pustaka Belajar, 2011), 33.
[2] Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 405.
[3] Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum, ( Yogjakarta: Ar Ruz Media 2014), 108.
Berikan Komentar untuk "MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER - Definisi dan langkah"
Posting Komentar