METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM: PENGERTIAN METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN KERANGKA METODOLOGIS ILMU EKONOMI ISLAM


METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM: PENGERTIAN METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN KERANGKA METODOLOGIS ILMU EKONOMI ISLAM


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemunculan ekonomi islam pada masa kini, telah menghasilkan hasil dengan banyak diwacanakan kembali ekonomi islam dalam teori-teori, ekonomi islam juga dipraktekkan dalam ranah bisnis modern contohnya lembaga keuangan syariah bank dan nonbank. Ekonomi islam yang hadir kembali pada saat ini, suatu hal yang tiba-tiba datang begitu saja. Sebagai sebuah konsep pemikiran dan praktik tentunya ekonomi islam hadir secara bertahap dalam periode dan fase tertentu.

Ekonomi memanglah menjadi sebuah ilmu ataupun aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu suatu hal yang memanglah ada begitu saja. Karena memenuhi kebutuhan hidup manusia memanglah sebuah fitrah. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita dapat menemukan kembali jejak-jejak kebenaran akan sejarah dan munculnya konsep ekonomi islam secara teoritis dalam bentuk rumusan yang mampu diaplikasikan sebagai pedoman tindakan yang berujung pada rambu halal-haram atau berprinsip syariat Islam.

     

    Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian metodologi ilmu ekonomi?

2.      Bagaimana lahirnya ilmu ekonomi islam?

3.      Bagaimana kerangka metodologis ilmu ekonomi islam?

Tujuan

1.      Untuk menjelaskan tentang pengertian metodologi ilmu ekonomi

2.      Untuk menjelaskan lahirnya ilmu ekonomi islam

3.      Untuk menjelaskan kerangka metodologis ilmu ekonomi islam

 


PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang) dan hodos (jalan). Metode merupakan ajaran yang memberi uraian, penjelasan dan penentuan nilai. Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya akan berubah,logos memiliki “studi tentang” Oleh karena itu metodologi tidak sekedar kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode. Metode mengarahkan kita dalam merangkai ide dan opini serta argumen untuk menginvestigasi atau menjelaskan suatu kebenaran. Dalam metodologi membicarakan tentang cara kerja ilmu pengetahuan, dalam hal ini dapat terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Metodologi melibatkan ketepatan metode dan teknik berpikir yang digunakan dalam suatu investigasi. Dalam beberapa hal metode memiliki beberapa prinsip yang mendasar dengan ekonomi konvensional, tetapi dalam beberapa hal lain keduanya dapat menggunakan metodologi yang sama.[1]

Menurut Partanto and Al-Barry (1994, 426) metodologi merupakan ilmu cara-cara dan langkah-langkah yang tepat untuk menganalisa sesuatu penjelasan serta menerapkan cara. Metodologi dapat menentukan pendekatan yang diambil oleh peneliti untuk memahami fenomena-fenomena tertentu metodologi juga dapat menentukan standar- standar di terimanya suatu kejadian dan menentukan peran berpikir didalam investigasi. Metodologi ekonomi islam menjelaskan tentang kriteria ilmiah untuk melahirkan teori ekonomi islam yang sesuai dengan sumber pengetahuan yang diakui dalam epistemologi islam.

Ekonomi islam dalam artian sistem ekonomi Islam, dalam hal ini sistem menyangkut pengaturan yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan metode tertentu. Ekonomi islam sebenarnya telah muncul sejak islam sendiri dilahirkan, ekonomi islam lahir bukan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri melainkan berbagai integral dari agama islam. Dalam proses islamisasi ilmu ekonomi diharapkan dapat mengintegrasikan keduanya meskipun berbeda, namun mempunyai sejumlah kesamaaan yang bersifat natural. Sebagai ajaran hidup yang lengkap islam memberi petunjuk untuk semua aktifitas manusia termasuk ekonomi. Ekonomi islam menjadi sebuah disiplin ilmu ekonomi yang didirikan diatas prinsip dan nilai-nilai islam yang lebih universal dan komprehensif dalam melihat fenomena ekonomi.  Metodologi islam sangat dibutuhkan dalam menjawab berbagai permasalahan yang muncul dari ekonomi islam. Metodologi berhubungan erat dengan teori tentang kebenaran dan kesalahan atau tentang kebaikan dan keburukan yang dapat dijadikan sebagai pijakan dalam merumuskan metodologi, disebut dengan worldview. Dalam metodologi islam, mempunyai worldview tersendiri dan berawal dari ajaran agama, sehingga konsep kebenarannyapun berawal dari system ajaran agama. Metodologi ekonomi islam sangat penting untuk menghubungkan aspek ontologis ekonomi islam yang menjadi cita-cita dan prinsip ekonomi islam ke aspek aksiologis yang menjadi penerapan praktis ekonomi islam.

 

B.     Lahirnya Ilmu Ekonomi Islam

Ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu masih dalam proses perkembangan. Para ilmuwan masih terus meneliti elemen-elemen ilmiah, landasan filsafat, metodologi dan subtansi ilmu ekonomi Islam. Sasaran yang ingin dicapai yaitu dalam dua aspek:[2]

1.   Dalam tingkatan ilmiah melahirkan konsep, teori dan kerangka ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah body of knowledge.

2. Dalam tingkatan praktik mewujudkan sistem ekonomi Islam yang akan mengaplikasikan doktrin dan prinsip Islam tentang ekonomi ke alam realita.

Ekonomi Islam kontemporer lahir sebagai jawaban para ilmuwan Muslim kontemporer terhadap permasalahan ilmiah kontemporer dalam bidang ekonomi yang dinilai tidak mampu memberikan jawaban terhadap permasalahan hidup manusia modern. Gerakan ini ramai dilakukan sekitar tahun 1970-an di mana pada waktu itu muncul semangat “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” (Islamization of Knowledge) yang bertujuan untuk menyusun kembali ilmu pengetahuan dengan perspektif Islam. Sasarannya yaitu ilmu pengetahuan kontemporer yang lahir ketika peradaban Barat mendominasi dunia intelektual. Ilmu pengetahuan yang ada sekarang ini dikatakan tidak sepenuhnya netral dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Barat. Nilai-nilai tersebut, yang sudah sangat melekat dalam disiplin ilmu ternyata tidak bersifat universal, bahkan sebagiannya bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, tahap awal dalam proses Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer adalah memisahkan ilmu pengetahuan dari nilai-nilai Barat (de-westernization) dan dari semangat sekularisme yang dibangun peradaban Barat (de-secularization).

Ilmu ekonomi yang sekarang menjadi arus utama di dunia akademik sebenarnya adalah ilmu ekonomi yang sudah di-Baratkan (westernized) atau di-sekularkan (secularized).[3] Ilmu pengetahuan tidaklah netral karena ia telah lebih dahulu dimasuki nilai-nilai tertentu dalam proses pengembangannya (mulai dari fase pembentukan, sistematisasi, akumulasi, dan perkembangan seterusnya). Karena itu ilmu ekonomi yang ada sekarang tidaklah ‘universal’ (walaupun kita tidak melihat ada diletakkan  prefiks ‘Barat’ ataupun ‘Sekular’ di depan perkataan ilmu atau sistem ekonomi tersebut). Kita dapat merasakan hal itu ketika kita mengkaji teori dan subtansi ilmu ekonomi. Ada beberapa nilai yang tidak sesuai dengan nilai dan prinsip Islam karena itu tidak mungkin kita terapkan begitu saja dalam masyarakat Islam. Namun, ini bukan berarti bahwa tidak ada landasan historis keilmuan ekonomi Islam. Diskursus ekonomi dalam perspektif Islam sangat banyak ditemukan dalam khazanah literatur klasik Islam. Para ilmuwan Islam sudah mempelajari berbagai dimensi-dimensi ekonomi dalam peradaban Islam waktu itu seperti masalah harga, mekanisme pasar, permintaan, penawaran, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, money demand and supply, zakat, pajak, penerimaan dan pengeluaran negara dan lain-lain. Tema-tema yang dikaji sangat luar biasa dan beragam, dan jika ditelaah lebih lanjut, diskursus waktu itu sudah melampaui gagasan awal ekonomi yang dicetuskan oleh tokoh ekonomi Barat seperti Adam Smith, David Ricardo, Francois Quesnay, John Stuart Mill dan lain-lain. Ini digambarkan oleh Joseph Spengler  bahwa “Ilmuwan Muslim telah mengkaji dimensi ekonomi melampaui diskursus tentang fenomena rumah tangga, pasar, harga, moneter, permintaan dan penawaran dan sudah masuk kepada dimensi ekonomi makro seperti yang ditulis oleh Lord Keynes”. Namun demikian, belum ada disiplin ilmu khusus yang membahas berbagai fenomena dan aktivitas ekonomi. Kajian yang dilakukan para ilmuwan Islam klasik bercampur dengan disiplin ilmu lain seperti fikih, akhlak/tasawuf, sejarah dan filsafat. Beberapa alasan dikemukakan ilmuwan ekonomi Islam untuk menjelaskan fenomena sebagai berikut: pertama, belum ada keperluan waktu itu untuk lahirnya disiplin ilmu baru (ilmu ekonomi) karena kehidupan manusia yang relatif simple. Sehingga fenomena ekonomi cukup dijabarkan dalam kerangka ilmiah fikih, tasawuf, filsafat dan sejarah dan tidak memerlukan disiplin ilmu yang kompleks dengan tingkat analisa yang tinggi. Kedua, ilmuwan seperti Abu Yusuf (w. 798), al-Mawardi (w. 1058), al-Ghazali (w. 1111), al-Dimashqi (w. 1175), Ibnu Rusydi (w. 1198), Ibnu Taimiyah (w. 1328), Ibnu Khaldun (w. 1406) dan al-Maqrizi (w. 1442) misalnya telah memulai diskusi ekonomi dengan lebih sistematis dalam satu maudhu’ (objek pembahasan) tetapi tidak muncul waktu itu keinginan untuk melakukan  penggolongan ke dalam sebuah bangunan ilmu yang sistematis dan memberikan nama kepada disiplin ilmu tersebut. Dan ketiga, kemunduran peradaban Islam juga turut berperan terhadap kemunduran ilmu pengetahuan, sehingga ilmu ekonomi tidak lahir dalam peradaban Islam dan sebaliknya berpindah ke Barat yang mulai menyusun dan membangkitkan kembali peradaban mereka (reneaissance).

Istilah ekonomi Islam (dalam bahasa Inggris Islamic economics dan bahasa Arab al-Iqtisad al-Islami), dengan prefiks “Islam” di depan ilmu ekonomi bermaksud, pertama, respon Islam terhadap subtansi disiplin ilmu ekonomi (kapitalisme dan sosialisme) seperti yang dikembangkan oleh bangsa Barat yang berasal dari sumber yang bertentangan dengan Islam (yaitu sekularisme dan konsep-konsep filosofi Barat seperti materialisme, individualisme, dan lain-lain). Kedua, ia adalah jawaban Islam terhadap segala permasalahan dan tantangan ekonomi kontemporer.[4]

 

C.    Kerangka Metodologis Ilmu Ekonomi Islam

Dalam pandangan Islam dari Allah lah kebenaran dan kebaikan mutlak itu berasal, baik yang berbentuk ayat qauliyah ataupun kauniyah. Sebagaian dari ayat qauliyah dapat secara langsung dipahami sebagai kebenaran namun sebagian ayat lainnya masih memerlukan penafsiran untuk memahaminya. Disisi lain, kebenaran dapat bersumber dari fenomena alam semesta atau ayat kauniyah.[5]

Menurut penjelasan dari Muhammad Anas Zarqa (1992) yaitu kerangka metodologi ekonomi Islam adalah sebagai berikut :

1.   Presumptions and ideas atau Ide dan prinsip dasar ekonomi islam. Ide yang bersumber dari Al-Qur'an,Sunnah, dan fiqh am-maqasid. Ide harus dapat diturunkan menjadi pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi Islam.

2.   Nature of value judgement atau Pendekatan nilai dalam Islam terhadap kondisi ekonomi yang terjadi, pada pendekatan ini berkaitan dengan konsep utilitas dalam Islam.

3.  Positive part of economics science, pada bagian ini  menjelaskan tentang realita ekonomi dan cara konsep Islam dapat diturunkan dalam kondisi nyata. Melalui tiga pendekatan metodologi tersebut, disusunlah sistem ekonomi Islam.

Pada perguruan tinggi di Indonesia yang mengajarkan ekonomi Islam sangat terlihat perbedaan antara kedua pendekatan ini, baik di perguruan tinggi umum ataupun perguruan tinggi agama Islam. Pada perguruan tinggi umum kurikulum yang digunakan atau yang disusun lebih menitikberatkan pada metode pemikiran retrospektif, yaitu melihat permasalahan yang ada kemudian mencarikan pemecahannya melalui kajian ilmu ekonomi dan diperkuat dengan dalil-dalil baik yang terdapat pada Alquran, sunnah, ataupun ijtihad ulama. Sementara itu, pendekatan yang ada pada perguruan tinggi agama Islam melakukan pengkajian ekonomi Islam berbasis metodologi pemikiran deduksi, yaitu mengkaji ekonomi Islam dengan berbasis kepada al-quran dan Sunnah kemudian aplikasinya terhadap aktivitas ekonomi.[6]

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Metodologi merupakan ilmu cara-cara dan langkah-langkah yang tepat untuk menganalisa sesuatu penjelasan serta menerapkan cara. Metodologi ekonomi islam menjelaskan tentang kriteria ilmiah untuk melahirkan teori ekonomi islam yang sesuai dengan sumber pengetahuan yang diakui dalam epistemologi islam.

Ekonomi Islam kontemporer lahir sebagai jawaban ilmuwan Muslim kontemporer terhadap permasalahan ilmiah kontemporer dalam bidang ekonomi yang dinilai tidak mampu memberikan jawaban terhadap permasalahan hidup manusia modern.

Saran

          Demikian makalah yang telah kami sampaikan, penulis menyadari bahwa makalah di               atas banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengaharapkan kritik             dan saran mengenai makalah yang dibahas.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Furqani, Hafas. 2018. Metodologi Ekonomi Islam: membangun paradigma dan format keilmuan edisi pertama. Banda Aceh: Naskah Aceh & Pascasarjana UIN Ar-Raniry.

Suma, M Amin. 2017. Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia.

Yamansyah dan zulfani Sesmiarni. 2021. “metodologi studi Islam” Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita Volume 1 (halaman 227-229). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Indonesia.

 

                                                  



[1] Yamansyah dan Zulfani Sesmiarni, “Metodologi Studi Islam,” Vol. 1, No. 2, (2021) : hlm. 227-228

[2] Dr. Hafas Furqani, M.Ec, Metodologi Ekonomi Islam: membangun Paradigma dan Format Keilmuan, edisi pertama, (Banda Aceh, Naskah Aceh & Pascasarjana UIN Ar-Raniry, 2018), hlm. 1

[3] Dr. Hafas Furqani, M.Ec, Metodologi Ekonomi Islam: membangun Paradigma dan Format Keilmuan, edisi pertama, (Banda Aceh, Naskah Aceh & Pascasarjana UIN Ar-Raniry, 2018), hlm. 2

 

[4] Dr. Hafas Furqani, M.Ec, Metodologi Ekonomi Islam: membangun Paradigma dan Format Keilmuan, edisi pertama, (Banda Aceh, Naskah Aceh & Pascasarjana UIN Ar-Raniry, 2018), hlm. 5

 

[5] Yamansyah dan Zulfani Sesmiarni, “Metodologi Studi Islam,” Vol. 1, No. 2, (2021) : hlm. 229

 

[6] Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan Praktik, (Bandung, Pustaka Setia, 2017), hlm. 44

Berikan Komentar untuk "METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM: PENGERTIAN METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN KERANGKA METODOLOGIS ILMU EKONOMI ISLAM"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel